FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
Bukit Asam Jajaki Akuisisi Tambang di Kalimantan

Bukit Asam Jajaki Akuisisi Tambang di Kalimantan

14 Agustus 2017

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
Bukit Asam Jajaki Akuisisi Tambang di Kalimantan PT BUKIT Asam Tbk (PTBA) fokus men-cari tambang batubara untuk diakuisisi di wilayah Kalimantan. Perseroan menilai, Kalimantan merupakan wilayah dengan kandungan cadangan batubara yang melimpah serta memiliki akses logistik yang lebih baik dibandingkan Sumatera. Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin memastikan, perseron mencari tambang di luar Pulau Sumatera. Bukit Asam memang masih memiliki sumber daya dan cadangan batubara besar di Sumatera. u201cKami juga mencari di luar Sumatera karena alur logistik di Sumatera sulit,u201d katanya di Jakarta, Selasa (8/8). Dia melanjutkan, tambang yang dibidik untuk diakuisisi perseroan memiliki cadangan batubara yang besar. Sementara, perseron mencari tambang dengan kualitas batubara medium, sekitar 4.200 kilo kalori. Batubara 4.200 kilo kalori merupakan jenis yang paling banyak digunakan di pem-bangkit listrik tenaga uap (PLTU) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Selanjutnya, kriteria tambang batubara yang dibidik adalah yang sudah ber-produksi (brownfield). Pihaknya tidak berminat pada tambang Greenfield karena risikonya lebih tinggi. Arviyan mengatakan bahwa perseroan akan menyiapkan dana dari kas internal untuk mengakuisisi. Jika dibutuhkan, Bukit Asam akan mencari pinjaman bank untuk menambal kekurangan dana. Bukit Asam juga semakin serius memasuki bisnis pembangkit listrik energi terbarukan (renewable energy). Perseroan bakal mengembangkan pem-bangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik biomassa. Arviyan menjelaskan, strategi perseron ke depan adalah bertransformasi menjadi perusahaan energi. Oleh sebab itu, perseroan tidak hanya menggarap PLTU yang berbasis batubara, perseroan juga sangat tertarik pada pembangkit listrik energi terbarukan. Saat ini Bukit Asam tengah mengikuti tender tiga PLTS - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Pulau Sumatera. u201cMasing-masing PLTS berkapasitas sekitar 30 megawatt (MW),u201d kata dia. Di samping mengikuti tender, perseroan tengah mengkaji pembangunan PLTS di lahan bekas tambang Bukit Asam. Dia menyatakan bahwa perseroan memiliki lahan seluas 20.000 hektar (ha) yang akan digunakan untuk PLTS. Untuk membangun PLTS, perseroan membutuhkan lahan seluas 2 ha untuk setiap 1 MW. Oleh sebab itu, lahan yang disiapkan perseroan cukup untuk membangun PLTS hingga sebesar 10.000 MW. Tim Bukit Asam masih menjajaki seluk beluk bisnis PLTS. Salah satu hal yang yang disoroti perseroan adalah persoalan teknologi, karena perseroan harus memastikan teknologi yang digunakan tepat dengan kondisi cuaca di Indonesia. Nilai investasi PLTS diyakini jauh lebih murah dibandingkan dengan PLTU. Selain nilai investasi lebih murah, kebutuhan dana untuk mengelola PLTS juga lebih murah, sehingga PLTS diharapkan bisa memproduksi listrik murah bagi masyarakat. Sementara itu, perseroan sedang menjajaki pembangunan PLTA dengan partnernya. Arviyan belum mau mengelaborasi lebih lanjut terkait rencana tersebut. u201cLokasi PLTA nantinya berada di Sumatera dan Sulawesi,u201d terangnya. Terkait proyek PLTU, Arviyan menuturkan bahwa perseroan menargetkan mulai kontruksi proyek Sumsel 8 berkapasitas 2x620 MW di Banko Tengah akhit tahun ini. Bukit Asam akan menuntaskan amandemen PPA dengan PLN terlebih dahulu. Salah satu amandemen PPA tersebut terkait dengan perubahan skema transmisi. Rencananya, PLTU Sumsel 8 akan tuntas dikerjakan pada 2021. Sepanjang semester Iu20132017, Bukit Asam memperoleh laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun, meningkat sebesar 242% di-bandingkan dengan perolehan periode sama tahun lalu sebesar 711,8 miliar. Hal itu membuat laba per saham Bukit Asam saat ini sebesar Rp 818 per saham. (fik) / Sumber : Investor Daily