
Rendang Buya bukan sembarang rendang. Berdiri pada 2017, Rendang Buya menggunakan resep spesial yang merupakan hasil riset selama 3 tahun dari keturunan sesepuh Minangkabau, yang telah disesuaikan dengan selera masyarakat. Dibuat tanpa bahan pengawet dan penyedap rasa kimia, bumbu gurih dan daging Rendang Buya bisa tahan 1,5 tahun di suhu ruangan.
Berkat bantuan pembinaan dari PTBA, pasar Rendang Buya semakin luas. Mhd Shalahuddin Abdul Jabbar, pemilik Rendang Buya, menuturkan bahwa penjualan produknya awalnya stagnan. Setelah bergabung menjadi UMK binaan PTBA, penjualan Rendang Buya meningkat pesat.
"Setelah jadi binaan PTBA, penjualan Rendang Buya bisa meningkat sampai dengan 58 persen dan terus meningkat. Sebelum jadi binaan, penjualan sekitar 100 paket rendang per bulan, setelah jadi binaan meningkat rata-rata sampai 150-200 paket per bulan," kata Mhd Shalahuddin Abdul Jabbar.
Jangkauan pasar Rendang Buya semakin besar karena PTBA membantu membuka akses pasar melalui pameran-pameran berskala nasional maupun internasional. "Jadi dapat relasi baru untuk pemasaran Rendang Buya secara menyeluruh, dan dapat kesepakatan-kesepakatan kolaborasi yang sangat menguntungkan bagi Rendang Buya," tuturnya.
Bahkan Rendang Buya mulai merambah pasar luar negeri. Rendang Buya dibawa ikut serta dalam kegiatan pameran di Festival Pasar Senggol Turkiye pada 2023. "Awalnya Timur Tengah dan Asia, sekarang bisa masuk market Eropa, seperti Turkiye, dan lain-lain," ujarnya.
Ia menambahkan, Rendang Buya kini berinovasi membuat boks khusus untuk menyasar pasar eksklusif. Hal ini merupakan salah satu hasil pembinaan dari Tim Sustainability PTBA.
Buya memiliki makna tokoh teladan dalam keluarga dan masyarakat Minangkabau. Dengan nama tersebut, Abdul Jabbar memiliki visi agar Rendang Buya menjadi rendang yang dapat terus berkembang agar dapat mendunia.
"Rendang Buya mempunyai visi agar menjadi rendang nomor 1 di dunia. Rendang Buya sekarang dalam proses terus berkembang dan persiapan untuk menyasar pasar ekspor," ucapnya.
Pemberdayaan UMK merupakan salah satu upaya PTBA untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasi. Per Desember 2024, PTBA membina sebanyak 290 UMK melalui program PUMK Swakelola. PTBA juga menggelar kegiatan-kegiatan pelatihan, mengikutsertakan UMK binaan ke sejumlah pameran dan bazar, serta memberikan bantuan sarana dan prasarana. Hasilnya, sebanyak 48 UMK binaan berhasil naik kelas pada 2024.