
Arsal Ismail Direktur Utama PTBA, mengatakan,”Dalam rangka mewujudkan target Dekarbonisasi 2060, perusahaan telah memiliki Tiga Strategi Utama yaitu Dekarbonisasi Operasional, Pengembangan Portofolio Bersih dan Upaya Penyeimbangan Emisi (Emission Offset). Kami berharap dengan diimplementasikannya tiga strategi utama dengan pruden kita dapat membantu program pemerintah dalam mewujudkan target Net Zero Emission pada tahun 2060.”
Dari tiga strategi utama yang telah dibuat, perusahaan kemudian menurunkannya menjadi beberapa program strategis yang merupakan program turunan dari ketiga strategi utama tersebut untuk diimplementasikan kedalam kegiatan operasional.
Program strategis terkait Dekarbonisasi Operasional yang diimplementasikan dalam kegiatan operasional antara lain Elektrifikasi proses operasional, Optimalisasi operasional untuk efisiensi energi dan Adopsi energi bersih dalam kegiatan operasional.
Sementara untuk Pengembangan Portofolio Bersih antara lain berfokus pada diversifikasi usaha menuju portofolio yang lebih ramah lingkungan, Pengembangan bisnis energi terbarukan, Penerapan teknologi pembangkit listrik berbasis batu bara yang lebih bersih (Clean Coal-Fired Power Plant Technology) dan Pengembangan bisnis hijau lainnya (green business). Sedangkan upaya Penyeimbangan Emisi (Emission Offsets) terdiri dari Reklamasi lahan dan revegetasi, partisipasi dalam pasar karbon dan teknologi penangkapan karbon dan metana.
”Sampai dengan hari ini beberapa program terkait dengan transformasi energi telah kami implementasikan, tim kami juga sudah mengembangkan berbagai teknologi untuk dapat membantu sistem pengendalian monitoring internal yang juga dapat membantu mengurangi carbon footprint yang sebelumnya dilakukan secara manual,” tambah Arsal.
Transisi menuju energi bersih dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk aspek keandalan pasokan dan keterjangkauan. PTBA senantiasa berkomitmen untuk berkontribusi dalam menjaga ketahanan energi nasional dengan terus beradaptasi pada teknologi yang ramah lingkungan.
Perusahaan juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendorong peningkatan nilai tambah batu bara dan pengembangan EBT. Di antaranya adalah kerja sama dengan Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) dalam konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet untuk bahan baku baterai. juga berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam penelitian dan pengembangan batu bara kalori rendah menjadi asam humat. Harapannya, inovasi-inovasi ini ke depan dapat terus dikembangkan hingga skala komersial.
”Dalam rangka menghadirkan Energi Tanpa Henti, kami mendorong hilirisasi dan melakukan diversifikasi bisnis ke energi baru terbarukan (EBT). Sejalan dengan Asta Cita yang diusung pemerintah, dalam hal ini yaitu melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” tutup Arsal.