FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
Tertinggi dalam Sejarah, PTBA Raih Laba Bersih Rp 12,6 Triliun

Tertinggi dalam Sejarah, PTBA Raih Laba Bersih Rp 12,6 Triliun

9 Maret 2023

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
Tertinggi dalam Sejarah, PTBA Raih Laba Bersih Rp 12,6 Triliun Jakarta, 9 Maret 2023 – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID, sukses mencatatkan sejarah tertinggi untuk kinerja keuangan dan operasional perusahaan.

Pada tahun 2022, Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 12,6 triliun atau 159 persen dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 7,9 triliun.

Pencapaian laba bersih didukung dengan pendapatan sebesar Rp 42,6 triliun atau 146 persen dibandingkan 2021 yang sebesar Rp 29,3 triliun.

Total aset perusahaan per 31 Desember 2022 sebesar Rp 45,4 tiriliun, atau 126 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 36,1 triliun.

Kenaikan signifikan dari pendapatan dan laba bersih perseroan didorong oleh pemulihan ekonomi global maupun nasional yang diikuti dengan meningkatnya permintaan disektor batu bara, serta kenaikan harga jual batu bara yang signifikan.

Pencapaian bersejarah ini juga didukung dengan peningkatan kinerja operasional Perseroan di sepanjang tahun 2022. Selain itu juga, perseroan selalu Mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal.

Kinerja Operasional

Total produksi batu bara PTBA pada tahun 2022 mencapai 37,1 juta ton, meningkat 24 persen dibanding tahun 2021 yakni sebesar 30,04 juta ton. Sedangkan penjualan batu bara PTBA sampai dengan tahun 2022 sebanyak 31,6 juta ton, tumbuh 12 persen dibanding tahun 2021 yang sebesar 28,4 juta ton.

Sepanjang 2022, Perseroan mencatat penjualan ekspor PTBA sebesar 12,5 juta ton dan realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 19,2 juta ton (216 persen dari target DMO) atau 119 persen dari realisasi tahun 2021 yang sebesar 16,1 juta ton.

Target Perseroan 2023

Perseroan menargetkan produksi batu bara menjadi 41 juta ton untuk tahun 2023 atau naik 11 persen dari realisasi tahun 2022 yang sebesar 37,1 juta ton dengan Target angkutan pada 2023 meningkat menjadi 32 juta ton atau naik 11 persen dari realisasi angkutan tahun 2022 yang sebesar 28,8 juta ton.

Terkait volume penjualan batu bara 2023, Perseroan menargetkan peningkatan penjualan menjadi 41,2 juta ton atau naik 30 persen dari realisasi penjualan batu bara tahun 2022 yang sebesar 31,7 juta ton.

Progress Proyek Pengembangan

Hilirisasi Batu Bara

Sejalan dengan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan, PTBA berkomitmen untuk mendukung kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi batu bara dan menjaga ketahanan energi nasional. Rencana tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) 2017.

PLTU

PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP) membangun PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2x660 MW, atau dikenal juga sebagai PLTU Tanjung Lalang. HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dan China Huadian HongKong Company Ltd.

Pembangunan PLTU yang nantinya membutuhkan sekitar 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai kemajuan konstruksi sebesar 97 persen. Pembangkit listrik ini diharapkan dapat mulai beroperasi komersial pada 2023.

Selain itu, PTBA dan PLN melakukan penjajakan dalam pengakhiran lebih awal (early retirement) PLTU Pelabuhan Ratu 3x350 MW. Komitmen ini dituangkan melalui penandatanganan Principal Framework Agreement dalam rangkaian agenda Stated-Owned Enterprises(SOE) International Conference di Bali pada 18 Oktober 2022. Setelah penandatanganan Principal Framework Agreement ini, PTBA dan PLN akan melakukan proses due dilligence (uji tuntas) untuk program early retirement PLTU tersebut.

Pengembangan Energi Terbarukan

Sejalan dengan visi PTBA menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan, ekspansi bisnis perusahaan ke sektor energi baru dan terbarukan terus bergulir. PTBA terus melakukan transformasi melalui diversifikasi bisnis untuk menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang terintegrasi dan berkelanjutan. Salah satunya dengan masuk ke bisnis energi baru terbarukan (EBT).

Wujud konkret dukungan PTBA dalam upaya pengurangan emisi karbon global juga ditandai dengan sinergi bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam pengembangan PLTS berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp) di jalan tol Jasa Marga Group. Pembangunan PLTS Jalan Tol Bali Mandara yang telah diresmikan pada 21 September 2022 lalu, berjalan dengan sangat baik sehingga menghasilkan manfaat positif berupa efisiensi energi dan biaya operasional, serta tentunya turut mendukung Presidensi G20 Indonesia pada November 2022 lalu, yang salah satunya berfokus pada isu transisi energi.

Sebelumnya, PTBA telah membangun PLTS di Bandara Soekarno Hatta melalui kerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero). PLTS tersebut terdiri dari 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kWp dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC). PLTS ini telah beroperasi penuh sejak 1 Oktober 2020.

Setelah sukses dalam pengembangan PLTS di Jalan Tol Bali Mandara dan Bandara Soekarno Hatta, maka pada tanggal 24 Februari 2023 lalu PT Bukit Asam Tbk dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk melakukan penandatanganan perpanjangan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) untuk Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di wilayah jalan tol lainnya yang berada di dalam pengelolaan Jasa Marga Group. Perpanjangan MoU ini merupakan wujud kolaborasi dan sinergi BUMN yang berkelanjutan dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon global, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060.

Selain itu, PT Bukit Asam Tbk dan PT Timah Tbk menjajaki potensi kerja sama pengembangan PLTS di lokasi operasional Timah sebagai bentuk sinergi Anggota Holding MIND ID. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan MoU Sinergi Pengembangan Energi Terbarukan pada 26 Januari 2023. PTBA melalui anak perusahaannya, PT Bukit Energi Investama (BEI) akan membangun PLTS untuk mendukung kegiatan operasional PT Timah. Listrik dari PLTS akan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional produksi (kapal keruk), penerangan, dan perkantoran yang diharapkan akan berkontribusi pada penurunan emisi dan biaya energi yang lebih efisien.

PTBA juga menjajaki potensi kerja sama pengembangan PLTS di lokasi operasional Semen Indonesia Group (SIG). Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya pada 18 Oktober 2022 yang direncanakan akan dimulai untuk pemenuhan kebutuhan energi operasional PT Semen Padang.

Tak hanya pembangkit tenaga surya, PTBA bersama China Huadian Corporation (CHD) melalui Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani pada tanggal 18 Oktober 2022 menjajaki pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas sekitar 1.300 MW di China Selatan dan pengembangan energi terbarukan lainnya di Indonesia yang saat ini sedang dalam proses study.

Selain melakukan pengembangan usaha di bidang EBT, PTBA juga menjalankan program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk menghidupkan pompa irigasi pertanian guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah kerja perusahaan.

Program CSR PLTS irigasi merupakan upaya PTBA untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan, memberdayakan masyarakat, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. PLTS sebagai sumber energi untuk pompa irigasi mampu meningkatkan frekuensi panen dan produktivitas tahunan petani. Berkat keberadaan PLTS irigasi, para petani bisa panen hingga tiga kali dalam setahun. Total ada 5 PLTS irigasi yang sudah dibangun PTBA hingga saat ini, antara lain :

1. PLTS irigasi di Desa Trimulyo, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Beroperasi sejak 2020 dengan kapasitas 35 kWp, PLTS irigasi ini mengalirkan air untuk lahan pertanian seluas 167 hektar.
2. PLTS irigasi di Desa Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. PLTS irigasi berkapasitas 16,5 kWp ini beroperasi sejak 2019 untuk mengalirkan air ke 62 hektar lahan sawah.
3. PLTS irigasi di Desa Tanjung Raja, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Kapasitasnya 16,5 kWp dan mengalirkan air ke 63 hektar lahan sawah.
4. PLTS irigasi berkapasitas 27,5 kWp di Desa Nanjungan, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan yang mulai beroperasi pada 2022. Lahan yang dialiri mencapai kurang lebih 100 hektar.
5. PLTS irigasi dengan kapasitas 42,5 kWp untuk mengairi sawah seluas 150 hektare di Kampung Rejosari Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung.

Proyek Angkutan Batu Bara

Sejalan dengan target Perusahaan untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu bara jalur kereta api menjadi 72 juta ton per tahun pada 2026, dilakukan pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim - Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton per tahun, dengan lingkup yang dibangun oleh PTBA adalah Train Loading System dan Coal Handling Facility sementara PT KAI menyiapkan dermaga serta sarana transportasinya (gerbong). Jalur ini direncanakan akan beroperasi pada triwulan IV 2024.

Di samping itu, juga dikembangkan angkutan batu bara ke Dermaga Perajen dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun dan direncanakan akan beroperasi pada triwulan III 2026, dimana fasilitas nantinya akan dipergunakan untuk mendukung Kerja Sama Sinergi BUMN Rantai Pasokan Batu Bara untuk Meningkatkan Ketahanan Kelistrikan Nasional. Penandatanganan Head of Agreement telah dilakukan oleh PTBA, KAI, dan PLN pada 16 Februari 2022.

Manajemen Karbon

Untuk mendukung Pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada 2060, PTBA menerapkan praktek pertambangan yang baik (Good Mining Practice) dengan program-program dekarbonisasi.

Hingga Desember 2022, tercatat total areal reklamasi PTBA sudah mencapai 2.151,84 hektar (ha). Pada lahan tersebut telah ditanam 2.689.800 batang pohon. Berbagai jenis pohon yang ditanam diantaranya Sengon, Jati, Mahoni, Kayu Putih, Akasia, Angsana, Merbau, Bambu, Jabon, Pinus, Johar, Lonkida, Gamal, Saga, Pulai, Trembesi, Waru, Jambu Mete, Bayur, Bambu, Matoa, Laban.

Tak hanya reklamasi lahan, PTBA telah menjalankan sejumlah program untuk mendukung dekarbonisasi. Dari sisi operasional, perusahaan menerapkan Eco Mechanized Mining yakni mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik. Beberapa alat berbasis listrik yang telah digunakan PTBA di antaranya 7 Ekskavator Listrik berjenis Shovel PC-3000, 40 Dump Truck sekelas 100 Ton hybrid (Diesel dan Listrik), dan 6 Pompa Tambang berbasis Listrik.

Sebagai langkah konkrit dalam mengurangi emisi karbon, PTBA telah mengoperasikan 5 unit bus listrik di Pelabuhan Tarahan dan 10 unit bus listrik di Unit Pertambangan Tanjung Enim, Total telah ada 15 unit bus listrik yang dioperasikan PTBA.

Penggunaan kendaraan listrik akan terus ditingkatkan sebagai langkah untuk mengurangi emisi karbon. Pengurangan emisi karbon diestimasikan mencapai 16 ton CO2/Tahun/Bus. Selain itu, penggunaan bus listrik mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) hingga 9.672 liter/tahun/bus.

Perusahaan juga menerapkan E-Mining Reporting System, yaitu sistem pelaporan produksi secara real time dan daring sehingga mampu meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar.

PTBA bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), serta Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) meluncurkan Pilot Project Kemitraan Pengusahaan Biomassa pada Cofiring PLTU Mulut Tambang di Sumatera Selatan pada tanggal 22 Desember 2022.

Pilot Project cofiring PLTU merupakan kerja bersama pemerintah, BUMN swasta, akademisi dan asosiasi sebagai aksi nyata untuk menekan emisi. Untuk tahap awal, cofiring akan dilakukan di PLTU Tanjung Enim 3x10 Megawatt (MW) milik PTBA. Pengujian cofiring biomassa di PLTU Tanjung Enim dilaksanakan secara bertahap, pada tahap awal sebesar 1-5 persen. Tak hanya menekan emisi, cofiring juga bermanfaat dari sisi ekonomi. Hutan produksi, lahan reklamasi, lahan-lahan tidur yang tidak produktif, hingga lahan-lahan kritis/terdegradasi dapat dimanfaatkan untuk tanaman-tanaman yang menjadi bahan baku biomassa.

Program-program dekarbonisasi ini merupakan bagian dari roadmap manajemen karbon PTBA hingga tahun 2050 yang akan terus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal.