FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
PTBA Kembali Menjadi Tuan Rumah Sertifikasi Ahli Pertambangan Indonesia

PTBA Kembali Menjadi Tuan Rumah Sertifikasi Ahli Pertambangan Indonesia

27 Oktober 2016

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
PTBA Kembali Menjadi Tuan Rumah Sertifikasi Ahli Pertambangan Indonesia

Di tengah persaingan usaha yang semakin ketat, sertifikasi bukan sekadar memenuhi kewajiban, tapi sudah menjadi kebutuhan terutama bagi industri yang bergerak di bidang sumber daya alam.

Karena itu, PT Bukit Asam (Persero) Tbk. (PTBA) sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara mendukung penuh dan kembali menjadi tuan rumah pelaksanaan uji kompetensi ke-30 yang diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (LSP-PERHAPI).

Pelaksanaan uji kompetensi tersebut berlangsung di lokasi pertambangan PTBA, Tanjung Enim, Sumatera Selatan, 23-25 September 2016 lalu, dan diikuti 26 peserta atau calon asesi yang akan diuji. 

Direktur Produksi Bukit Asam Joko Pramono yang hadir dalam acara pembukaan uji kompetensi yang berlangsung di Mess Hall Base Camp Bukit Asam Tanjung Enim, Jumat, 23 September 2016, mengatakan, industri yang memanfaatkan sumber daya alam, harus melakukan penyetaraan dengan parameter-parameter standar yang ketat.

“Untuk itu keberadaan lembaga sertifikasi sangatlah dibutuhkan dalam hal penyetaraan standardisasi tersebut,” kata Joko Pramono. 

Menurut Joko Pramono, saat ini, sertifikasi bukan hanya kewajiban melainkan kebutuhan bagi setiap industri yang bergerak di bidang sumber daya alam. Sebab, usaha pertambangan yang baik akan dapat dilakukan apabila dikelola oleh tenaga kerja profesional, terlatih, memiliki integritas tinggi, dan memiliki etika sesuai dengan aturan-aturan penambangan yang baik. 

“Untuk itu, Bukit Asam sangat mendukung bila uji kompetensi bisa sesering mungkin dilakukan di Bukit Asam,” katanya.

Sementara itu, Ketua LSP-PERHAPI Nur Handono mengungkapkan, sekarang ini sertifikasi sudah menjadi patokan, bukan hanya bagi industri atau kementerian terkait, tetapi aparat keamanan pun sudah mengacu pada sertifikasi. 

“Penggunaan alat-alat industri sekaligus operatornya kini telah menjadi salah satu sasaran aparat keamanan untuk melihat sertifikasinya,” kata Nur Handono.

Nur Handono juga mengatakan, sertifikasi untuk operator-operator yang saat ini banyak dibutuhkan begitu buldozer atau dump truck datang, lazimnya training sertifikasi dilakukan oleh vendornya seperti oleh Trackindo, UT, dan sebagainya. Tetapi setelah itu menjadi tanggung jawab perusahaan. Untuk itu, perusahaan harus mensertifikasi lagi para karyawan dan alat-alatnya, sehingga kemampuan dan kompetensi dapat terjaga dan terjamin keberlangsungannya.