FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
Pasca Holding BUMN, PTBA Akan Ekspansi

Pasca Holding BUMN, PTBA Akan Ekspansi

14 Desember 2016

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
Pasca Holding BUMN, PTBA Akan Ekspansi

Pembentukan holding BUMN sektor tambang yang direncanakan akan direalisasikan pada akhir tahun 2016 ini, ternyata ditunda. Menteri BUMN Rini Soemarno kepada media menjelaskan bahwa proses pembentukan holding tersebut masih dalam tahap finalisasi. Dia menargetkan, proses holding BUMN sektor tambang akan selesai pada kuartal I Januari 2017.

Meski demikian, perusahaan-perusahaan BUMN yang akan tergabung dalam holding usaha BUMN sektor tambang sudah menyatakan siap, termasuk PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA. Sebagaimana dikutip Kontan.co.id, PTBA sudah tidak sabar untuk segera bisa bergabung dalam holding BUMN bersama PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum, PT Aneka Tambang Tbk dan PT Timah Tbk. 

Direktur Utama PTBA Arvyan Arifin mengatakan kepada Kontan.co.id bahwa ia yakin penggabungan BUMN pertambangan membawa dampak positif bagi PTBA. Dengan masuk ke dalam holding usaha BUMN, PTBA memperkirakan kemampuan finansial dan posisi tawar bisnis PTBA semakin kuat. Karena itu, bukan hal yang mustahil, PTBA melakukan ekspansi dengan mengakuisisi tambang batu bara baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. 

Namun sejauh ini, detail rencana akuisisi tambang di luar negeri belum diungkapkan. Untuk rencana ekspansi ke dalam negeri, PTBA mengincar akuisisi tambang batu-bara di Kalimantan. Pertimbangannya, fasilitas infrastruktur di Kalimantan lebih mendukung ketimbang Sumatera.

"Sumatera harus repot angkut pakai kereta api, kalau di Kalimantan kan tinggal angkut naik tongkang saja," kata Arvyan sebagaimana dikutip Kontan.co.id. 

PTBA memang memiliki tambang di Sumatera Selatan dan Riau. Pengangkutan batu bara di Sumatera mengandalkan kereta api milik PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Sementara kapasitas pengangkutan kereta KAI terbatas, sehingga PTBA tidak dapat memaksimalkan volume produksi karena harus menyesuaikan dengan kapasitas angkut. 

Sementara di Kalimantan, PTBA menilai bahwa pengangkutan batubara dengan kapal tongkang bakal lebih mendukung target produksi.