FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
Penambang Yakin, Harga Si Hitam Kian Memanas

Penambang Yakin, Harga Si Hitam Kian Memanas

13 September 2017

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
Penambang Yakin, Harga Si Hitam Kian Memanas Harga batubara pada beberapa bulan ini terus naik. Bulan September 2017 ini, tercatat Harga Batubara Acuan (HBA) naik 9,6% menjadi US$ 92,03 per ton, dari bulan Agustus seharga US$ 83,97 per ton. Muncul prediksi, harga si hitam bisa mencapai US$ 100 per ton. Jurubicara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menilai, pemicu kenaikan harga batubara adalah berkurangnya pasokan dari Australia, termasuk demonstrasi di tambang Newcastle. 'Perubahan iklim di India juga turut meningkatkan permintaan batubara di negara tersebut,' ujar Dadan. Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Adib Ubaidillah mencermati, saat ini indeks harga batubara menunjukkan kenaikan cukup signifikan. Bahkan Newcastle Index sempat menyentuh US$ 100 per ton. Kenaikan indeks ini otomatis berdampak terhadap kinerja emiten berkode PTBA itu, terutama dari penjualan batubara tujuan ekspor. 'Namun, kami tidak serta-merta menaikkan produksi karena banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan, terutama dari perencanaan tambang, angkutan serta komitmen kami untuk memenuhi pasokan ke PLN,' tandasnya. Dengan kenaikan harga batubara ini, selalu ada rencana akuisisi untuk meningkatkan peningkatan kinerja produksi batubara PTBA. 'Ada beberapa tambang yang sedang due diligence,' ujar Adib, tanpa menyebut-kan detailnya. Tapi rencana akuisisi tidak akan dilakukan tahun ini, karena belum ada kesepakatan. Sementara, Ketua Indonesian Mining Institute (IMI) Irwandy Arif menilai HBA sudah di atas ekspektasi. Perkiraan awal HBA berada di US$ 60-US$ 80 per ton saja. 'Penyebab utama tetap berasal dari kebijakan China dan India,' imbuh dia. Kebijakan China mengatasi kelebihan pasokan batubara menyebabkan penutupan banyak tambang dan mengurangi jam kerja. Faktor lain penggerak harga adalah Korea Utara, dollar AS dan program setrum 35.000 MW. 'Sampai akhir tahun HBA di kisaran US$ 80 per ton,' ujarnya. (Sumber : [www.kontan.co.id](https://))