FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
Menginjak Usia ke-35 Tahun, Semangat PTBA Kian Membara di Industri Batu Bara

Menginjak Usia ke-35 Tahun, Semangat PTBA Kian Membara di Industri Batu Bara

24 Maret 2016

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
Menginjak Usia ke-35 Tahun, Semangat PTBA Kian Membara di Industri Batu Bara

PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA kini telah menginjak usia ke-35 tahun. Di tengah eksistensinya sebagai pemain terdepan dalam industri batu bara, tentu perjalannya selama ini telah menorehkan banyak hal yang tersimpan di catatan sejarah perekomonian Indonesia.

Jika ditilik mundur ke belakang, batu bara di Indonesia pertama kali ditemukan pada masa pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1849, ketika NV Oost seorang Borneo Maatschappij melakukan penggalian di Pengarong, Kalimantan Timur. Kemudian di tahun 1858, Belanda meyakini adanya endapan batu bara di Ombilin, Sawah Lunto, Sumatera Barat. 

Baru pada 1896, Ziegler yang merupakan Lematang Maatschappij mendapatkan kepastian bahwa daerah Lematang mengandung batu bara dalam jumlah yang sangat besar meliputi area seluas 1.800 kilometer persegi dengan taksiran 910 juta ton meter kubik. Hal ini diperkuat dengan adanya dokumen Pemerintah Hindia Belanda yang diterbitkan pada 1859, di mana masyarakat di sekitar tepian Sungai enim menggunakan bebatuan hitam sebagai perlengkapan rumah tangga sehari-hari. Sejak penemuan, ini, eksplorasi batu bara dimulai secara intensif pada 1919. 

Dengan catatan panjang dari era Pemerintahan Hindia Belanda hingga penjajahan Jepang, kebangkitan PTBA baru benar-benar dicetuskan lewat Instruksi Presiden (Inpres) pada 1976, di mana pemanfaatan batu bara harus maksimal di berbagai sektor seperti pembangkit tenaga listrik tenaga uap (PLTU) dan sebagainya. Hingga di usianya yang kini mencapai 35 tahun, PTBA kian memberikan kiprah yang baik kepada lingkungan, masyarakat, dan pemangku kepentingan, bahkan dianggap menjadi andalan dalam menopang ekonomi nasional untuk bangsa dan negara.