FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
LABA BERSIH BUKIT ASAM MELONJAK 262% DI KUARTAL I 2017

LABA BERSIH BUKIT ASAM MELONJAK 262% DI KUARTAL I 2017

3 Mei 2017

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
LABA BERSIH BUKIT ASAM MELONJAK 262% DI KUARTAL I 2017 KENAIKAN harga komoditas batubara membawa berkah bagi PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Kinerja produsen batubara ini melonjak signifikan di kuartal I 2017 dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year). PTBA berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih hingga 262% menjadi Rp 870,8 miliar. Sementara pada kuartai I 2016, laba bersih PTBA tercatat Rp 332,6 miliar. u201cKenaikan laba bersih tersebut lebih dari dua kali lipat dari kuartal I 2016,u201d ujar Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin dalam Konfrensi Pers PTBA di Jakarta, Kamis, (27/4). Capaian laba bersih PTBA sejalan dengan pendapatan yang dibukukan pada kuartal I 2017, tumbuh hingga 128% menjadi Rp 4,55 triliun dibanding kuartal I 2016. Posisi tadi membuat tingkat perolehan laba bersih (net profit margin) mencapai 19,2%, lalu gross profit margin sebesar 37,2% dan posisi operating profit margin perseroan mencapai 25,8%. Arviyan yang didampingi seluruh jajaran Direksi PTBA mengungkapkan pada kuartal I 2017 harga jual rata-rata tertimbang batubara mencapai Rp 811.342 atau 22% lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 664.001. Tak semata lantaran kenaikan harga, lonjakan laba bersih dan penjualan tadi dipengaruhi sederat faktor. Diantaranya kenaikan volume penjualan batubara di kuartal I 2017 sebesar 4% menjadi 5,44 juta ton dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 5,23 juta ton. Untuk porsi volume penjualan, Arviyan memaparkan sebanyak 3,14 juta ton atau 57,66% disalurkan ke pasar domestik, sementara sebesar 2,3 juta ton atau 42,34% dari total penjualan, untuk memenuhi permintaan ekspor. Dari sisi produksi, Perseroan melaporkan kenaikan 38% menjadi 4,49% dibanding kuartal I 2016 sebesar 3,26 juta ton. Faktor lain yang berdampak pada tebalnya laba bersih PTBA menurut Arviyan adalah keberhasilan strategi Perseroan dalam melakukan efisiensi sejak awal tahun 2016. u201cHasilnya mulai dipetik di kuartal I 2017,u201d ujarnya. Efisiensi dilakukan dengan mengendalikan stripping ratio (SR) menjadi 4,02. Padahal pada tahun-tahun sebelum-nya SR mencapai 5,40. Tidak kalah penting, pertumbuhan kinerja PTBA tercapai lantaran kenaikan volume angkutan batubara oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar 17% menjadi 4,99 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,28% dengan komposisi 4,24 juta ton melalui Pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung dan 0,72 juta ton melalui Dermaga Kertapati Palembang. Kenaikan volume angkutan kereta api tersebut didukung oleh berperasinya tambahan lokomotif dan gerbong yang dimiliki KAI serta rampungnya jalur double tract di lintasan Tanjung Enim u2013 Prabumulih. u201cKami sangat tergantung pada kereta api karena ini satu-satunya moda transportasi yang mengangkut produk kami hingga sampai ke end user,u201d imbuh Arviyan. Optimisme 2017 Bercermin pada pencapaian di kuartal I 2017, manajemen PTBA mengungkapkan optimisme mereka dalam mencapai target yang ditetapkan hingga akhir tahun 2017. Tahun ini PTBA mematok target produksi sebesar 24,07 juta ton atau naik 22% dibanding realisasi tahun 2016 sebesar 19,62%. Optimisme tersebut juga didukung oleh komitmen PT KAI untuk mengangkut batubara PTBA dari lokasi tambang sebesar 21,70 juta ton atau naik 22,5% dibanding realisasi tahun sebelumnya sebesar 17,72 juta, masing-masing 18 juta ton menuju Pelabuhan Tarahan di Bandar Lampung dan 3,7 juta ton menuju Dermaga Kertapati di Palembang. Perseroan juga sudah menyelesaikan pembangunan berbagai infrastruktur di lokasi tambang di Tanjung Enim, diantaranya Train Loading Station 4 untuk memuat batubara ke gerbong kereta api. Sementara untuk target penjualan, Arviyan mengatakan pihaknya mematok target sebesar 27,29 juta ton, atau naik 31% dari realisasi tahun lalu sebesar 20,75 juta ton, dengan komposisi 15,93 juta ton untuk mememnuhi permintaan domestik setara dengan 58% dari total target penjualan, atau naik 30% dibanding realisasi penjualan tahun 2016 sebesar 12,27 ton. Sementara rencana ekspor ditetapkan sebesar 11,36 juta ton, setara dengan 42% dari total penjualan, atau 34% lebih tinggi dari ekspor tahun sebelumnya. Dalam memacu kontribusi pendapatan dari pasar ekspor, PTBA berencana memperluas negara tujuan ekspor ke Vietnam dan Banglades. u201cDiharapkan di negara-negara tersebut kami mendapat harga jual yang lebih tinggi dibanding negara-negara tradisional yakni India dan Tiongkok,u201d imbuhnya. Mendukung target-target tadi, Direktur Keuangan PTBA, Orias Petrus Moedak mengungkapkan pihaknya telah meng-anggarkan belanja modal (capex) Rp 5 triliun tahun ini. Hingga kuartal I 2017, dana capex yang dianggarkan tersebut baru dipakai sebesar Rp 207 miliar. (Sumber : www.beritasatu.com)