PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA meraih laba bersih Rp 2,63 triliun atau naik Rp 1,57 triliun lebih bila dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba ini ditopang oleh pertumbuhan yang tinggi dari volume produksi, angkutan dan penjualan, optimasi harga jual rata-rata batubara serta efisiensi yang diterapkan perusahaan.
Hingga 30 September 2017, PTBA meraih pendapatan sebesar Rp 13,22 triliun atau naik 31,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 10,04 triliun. Sementara volume penjualan dari Januari hingga September 2017 telah mencapai 17,24 juta ton atau naik 13,8% dari periode yang sama tahun 2016 sebesar 15,14 juta ton. Pada periode Januari-September 2017, penjualan batubara domestik sebesar 63,9% dan pasar ekspor sebesar 36,1%.
Di tahun 2017 ini, PTBA merencanakan produksi batubara sebesar 21,92 juta ton dan pembelian sebesar 0,45 juta sehingga total produksi dan pembelian menjadi sebesar 22,37 juta ton. Produksi tersebut mengalami kenaikan 9,9% dari tahun sebelumnya. PTBA juga menargetkan untuk meningkatkan penjualan pada 2017 menjadi 23,17 juta ton, dengan komposisi 15 juta ton untuk memenuhi permintaan domestik dan 8,17 juta ton untuk ekspor. Penjualan domestik sendiri ditargetkan 22% atau 2,7 juta ton dibandingkan tahun 2016.
Meski kinerja telah terlampaui, Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin mengatakan, perseroan belum berencana merevisi seluruh target kinerja, baik dari sisi keuangan maupun volume penjualan. Perseroan mengantisipasi kemungkinan Tiongkok mengambil kebijakan yang membuat Harga Batubara Acuan melambung tinggi atau sebaliknya, bisa saja kebijakan tersebut justru membuat HBA anjlok.
Kinerja PTBA Triwulan III
24 Oktober 2017
PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA meraih laba bersih Rp 2,63 triliun atau naik Rp 1,57 triliun lebih bila dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba ini ditopang oleh pertumbuhan yang tinggi dari volume produksi, angkutan dan penjualan, optimasi harga jual rata-rata batubara serta efisiensi yang diterapkan perusahaan.
Hingga 30 September 2017, PTBA meraih pendapatan sebesar Rp 13,22 triliun atau naik 31,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 10,04 triliun. Sementara volume penjualan dari Januari hingga September 2017 telah mencapai 17,24 juta ton atau naik 13,8% dari periode yang sama tahun 2016 sebesar 15,14 juta ton. Pada periode Januari-September 2017, penjualan batubara domestik sebesar 63,9% dan pasar ekspor sebesar 36,1%.
Di tahun 2017 ini, PTBA merencanakan produksi batubara sebesar 21,92 juta ton dan pembelian sebesar 0,45 juta sehingga total produksi dan pembelian menjadi sebesar 22,37 juta ton. Produksi tersebut mengalami kenaikan 9,9% dari tahun sebelumnya. PTBA juga menargetkan untuk meningkatkan penjualan pada 2017 menjadi 23,17 juta ton, dengan komposisi 15 juta ton untuk memenuhi permintaan domestik dan 8,17 juta ton untuk ekspor. Penjualan domestik sendiri ditargetkan 22% atau 2,7 juta ton dibandingkan tahun 2016.
Meski kinerja telah terlampaui, Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin mengatakan, perseroan belum berencana merevisi seluruh target kinerja, baik dari sisi keuangan maupun volume penjualan. Perseroan mengantisipasi kemungkinan Tiongkok mengambil kebijakan yang membuat Harga Batubara Acuan melambung tinggi atau sebaliknya, bisa saja kebijakan tersebut justru membuat HBA anjlok.
