FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
Harga Batu Bara 2017 Diprediksi Cukup Kuat

Harga Batu Bara 2017 Diprediksi Cukup Kuat

9 Januari 2017

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
Harga Batu Bara 2017 Diprediksi Cukup Kuat

Memasuki tahun baru 2017, Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dirilis oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) turun 15,2 persen, dari US$101,69 per ton pada Desember 2016 menjadi US$86,23 per ton pada Januari 2017. 

Deputi Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, penurunan HBA tersebut sudah diperkirakan para pelaku pasar. Sebab, tren penurunan indeks harga komoditas tersebut sudah terlihat sejak Desember 2016.  Meskipun begitu, posisi HBA bulan ini masih jauh lebih tinggi dari harga rata-rata tahun lalu.

Hendra menjelaskan, seiring dengan pemintaan batu bara menjelang musim dingin pada akhir tahun lalu, produsen utama batu bara dunia pun mulai menaikan produksinya. Namun, lanjut Hendra, volume peningkatan produksi masih melebihi kenaikan konsumsi.

"Cina seperti sudah diperkirakan sebelumnya mulai menaikan kembali produksinya, demikian juga India," katanya, sebagaimana dikutip Bisnis Indonesia, Kamis (5/1/2017).

Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan, seperti dikutip CNN Indonesia pada 3 Januari lalu, memprediksikan bahwa sepanjang tahun 2017 harga batu bara tak akan berada di bawah US$80 per ton. 

Harga batu bara pernah menyentuh harga tertingginya pada 2011 silam sebesar US$144 per ton. Setelah itu, secara perlahan harga batu bara mulai melemah hingga menyentuh US$53 per ton pada awal tahun 2016. Di akhir tahun, harga batu bara melonjak hingga ke posisi US$101,69 per ton.

Dengan situasi ini, harga batu bara dinilai cukup kuat untuk berada di level US$80-US$100 per ton. Beberapa kontrak penjualan batu bara yang biasanya diperbaharui pada awal tahun akan mengikuti harga kisaran tersebut dan otomatis berpengaruh pada kinerja keuangan pada 2017.

Alfred berpendapat, lonjakan harga batu-bara di tahun 2016 lalu telah membangkitkan optimisme pelaku pasar terhadap kinerja emiten tambang khususnya batu bara. 

“Artinya, pada 2017 laporan keuangan emiten batu bara akan naik signifikan sekali, harga batu bara kuat sekali,” kata Alfred.