FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
Bukit Asam Bertransformasi

Bukit Asam Bertransformasi

8 Oktober 2021

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
Bukit Asam Bertransformasi MANAJEMEN Bukit Asam memutuskan untuk menjadi perusahan energi dan kimia yang peduli lingkungan.

Tentu saja, bukan tanpa alasan yang kuat kenapa Bukit Asam mau bertansformasi. Fuad I. Z. Fachroeddin (Fu), Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam, menjelaskannya dengan gamblang. “Ada tekanan dunia atas keberadaan batu bara dengan memprioritaskan green energy ke depan, hal ini wajar kalau kita katakan mengancam eksistensi bisnis batu bara,” ungkapnya dalam wawancara dengan redaksi Majalah BeyondCoal.

“Namun, kebutuhan dunia dan Indonesia akan feedstock (bahan baku) batu bara untuk menyalakan PLTU tetap dominan dibutuhkan sampai dengan 2050,” Fuad menambahkan. ”Dan, kita harus bersyukur, bahwa Bukit Asam sekian lama ini punya kinerja yang sangat-sangat positif yang dihasilkan dari core business-nya, yaitu menggali, mengangkut, dan menjual batu bara.”

Tak ada yang tetap kecuali perubahan, Heraclitus, Filsuf Yunani yang hidup pada 540-480 Sebelum Masehi (SM). Di tengah perkembangan perusahaan, laju dan inovasi teknologi semakin mempengaruhi model bisnis dan ekonomi global pada umumnya. Para pemimpin akan menemukan cara untuk memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada saat ini untuk mengoptimasi kesempatan pasar, model pendapatan, dan ekonomi masa depan.

Mari kita tengok ulasan sebelumnya seperti yang dikatakan Dwi Fatan Lilyana, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Bukit Asam. Semua perusahaan mempunyai usia hidup. “Studi yang dilakukan oleh McKinsey&Company, perusahaan konsultan bisnis Amerika Serikat yang berdiri pada 1926, menemukan bahwa usia rata-rata perusahaan yang terdaftar di Standard&Poor’s 500 adalah rata-rata 61 tahun pada 1958. Sekarang ini, usia hidup perusahaan hanya sekitar 18 tahun,” dia menjelaskan.

“McKinsey bahkan percaya bahwa pada 2027, sebanyak 75 persen perusahaan yang tercatat di Standard&Poor’s 500 akan lenyap. Perusahaan-perusahaan itu akan diakuisisi, merger atau bangkrut seperti Enron dan Lehman Brothers,” kata Lily. Menurut Lily, kalau kita menghitung mulai berdirinya Bukit Asam pada 2 Maret 1981, usia Bukit Asam saat ini sudah 41 tahun. Artinya, sudah melewati jauh dari usia rata-rata yang disebutkan McKinsey tadi yang hanya 18 tahun. “Tapi, kita tak boleh lengah. Kita harus belajar. Studi dari Mckinsey tadi bisa menjadi salah satu acuan kita,” ungkapnya.

Merespon tekanan dunia itu, Bukit Asam telah membuat keputusan tepat. Pada acara Town Hall Meeting perdana pada 19 Juli 2021, Direktur Utama Bukit Asam Eko Suryo menegaskan bahwa perusahaan akan mendapatkan revenue tidak hanya dari produk tambang (batu bara), tetapi 50 persen di antaranya dari bisnis energi. Bukit Asam tengah bertransformasi.

Dalam kaitan ini, Fu–sesuai nama panggilannya– mengatakan bahwa Bukit Asam harus punya second curve of business growth, yang tidak tergantung pada core business-nya, namun punya revenue engine lainnya yang menjanjikan sustainability bagi Bukit Asam sebagai perusahaan,” ujarnya. “Selain bisnis energi, kita tahu bahwa produk turunan batu bara menjadi produk kimia itu banyak sekali macamnya, di antaranya bisa menjadi urea, polypropylene, Dimethyl Ether (DME), Mono Ethylene Glycol (MEG), dan lain-lain. Hal tersebut menjadikan Bukit Asam masuk ke dalam bisnis kimia yang dengan demikian tidak tergantung dengan bisnis batu bara.”

Tidak hanya itu, Bukit Asam juga mempunyai banyak sumber daya yang membuat perusahaan semakin berotot. Dalam konteks sumber daya Bukit Asam, Fu menyebutkan perusahaan mempunyai SDM yang siap menjadikan revenue growth bagi Bukit Asam, lahan pasca tambang yang luas, posisi kas Bukit Asam yang sangat tinggi, cadangan batu bara yang besar, kapasitas angkutan yang semakin meningkat, serta hilirisasi batu bara.

“Untuk lahan pasca tambang saja, saat ini tercatat 2.119 ha dan diperkirakan pada 2050, lahan pasca tambang Bukit Asam akan mencapai 5.200 ha. Hal ini harus di-capitalized dengan baik oleh Bukit Asam,” ungkap Fu. ■