FacebookInstagramTwitterLinkedInYouTubeTikTok
Bergegas Menjadi Perusahaan Energi

Bergegas Menjadi Perusahaan Energi

18 Januari 2022

PTBA Twitter Share PTBA Facebook Share
Bergegas Menjadi Perusahaan Energi Bukit Asam yang berfokus pada pertambangan batu bara berkomitmen mengebut pembangunan proyek energi baru terbarukan guna mendukung rencana transformasi jangka panjang perusahaan. “Kami menyatakan tahun 2026 adalah destinasi pertama Bukit Asam menjadi sebuah perusahaan energi,” kata Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto dalam acara Indonesia EBTKE ConEx, 23 November 2021.
 
Suryo menjelaskan bahwa ciri-ciri Bukit Asam menjadi perusahaan energi adalah 50 persen pendapatan bersumber dari batu bara dan 50 persen lagi dari bisnis energi. Di dalam bisnis energi tersebut Bukit Asam akan masuk ke dalam pengembangan energi baru terbarukan, yaitu peningkatan portofolio pembangkit listrik bersih dalam rencana pengembangan bisnis energi menuju destinasi pertama pada 2026.
 
Bukit Asam memiliki lahan izin usaha pertambangan atau IUP seluas 93.000 hektare. Lahan itu merupakan area tambang perusahaan yang sebagian besar sudah dibebaskan saat Bukit Asam melakukan penambangan.”Saat kami masuk pada energi terbarukan yaitu PLTS, kami sudah tidak perlu melakukan pembebasan lahan lagi,” kata Suryo.
 
Pengeluaran modal terbesar atau kepastian pengembangan PLTS, salah satunya bersumber dari penguasaan lahan yang cukup luas karena satu PLTS berdaya satu megawatt membutuhkan sekitar satu hektare lahan. Kepemilikan lahan yang luas menjadi sumber kekuatan utama Bukit Asam untuk masuk ke bisnis pembangkit energi bersih.
 
Suryo mengungkapkan untuk untuk mendukung program tersebut Bukit Asam sudah merintis dari awal. Pertama, Bukit Asam melakukan sinergi dengan PT Angkasa Pura II untuk membangun PLTS di Bandara Soekarno Hatta. Selanjutnya, Bukit Asam menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR untuk mengembangkan sejumlah PLTS skala kecil.
 
Pembangkit itu berguna untuk menggerakkan pompa-pompa air dan irigasi teknis dalam membantu para petani agar bisa meningkatkan produksi padi yang semula hanya panen sekali menjadi tiga kali dalam setahun. “Sambil menyelam minum air. Jadi, kami sambil mengembangkan CSR memberdayakan petani-petani tersebut, kami sambil belajar bagaimana mengelola PLTS, sehingga nantinya saat Bukit Asam masuk ke PLTS skala besar, kami sudah punya pengalaman operasional, manajemennya, perawatannya, dan sebagainya,” Suryo menegaskan.
 
Beberapa panel surya untuk irigasi teknis berada di Talawi, Sumatra Utara kapasitas 16,5 kWp; Pesawaran, Lampung kapasitas 38,5 kWp; dan Tanjung Raja, Sumatra Selatan kapasitas 18,75 kWp.
 
Selain itu, Bukit Asam juga sedang melakukan fase pengembangan untuk PLTS di area bekas tambang Ombilin, Sumatra Barat; Tanjung Enim, Sumatra Selatan; dan Bantuas, Kalimantan Timur dengan kapasitas mencapai 430 megawat.